Wednesday, November 23, 2016

The Energy of Al Maidah51 From Pulau Seribu (1), https://almaidah411.blogspot.co.id/




Hampir seluruh ummat Muslim di Indonesia merasa bahwa telah terjadi penistaan agama Islam setelah mendengar dan melihat video Ahok (gubernur DKI Jakarta) dalam keadaan berpakaian dinas waktu memberi ‘pencerahan’ di Pulau Seribu Jakarta Utara.

Reaksi awal pada tanggal 14 Oktober 2016 diadakan Aksi Bela Islam I, menuntut Ahok untuk dtangkap dan diproses secara hokum, meskipun ia telah minta maaf.
Karena lambannya penanganan proses hukum, maka perkara Ahok terus melaju bagai bola salju.

Puncak dari kemarahan ummat Muslim diwujudkan dengan melakukan demo besar-besaran, Aksi  Damai, Aksi Bela Agama Islam II, dan menuntut keadilan yang dilakukan pada tagl 04 Nop 2016.

Bisa dipahami mengapa sampai terjadi demo besar-besaran yang tercatat sebagai demo terbesar dalam sejarah ummat Muslim di Indonesia pada saat ini, karena mereka ingin menunjukkan betapa sakitnya hati ummat Muslim manakala aqidah agama mereka dinistakan oleh seorang non-muslim, melalui penistaan Ayat Suci Al-Quran, Al-Maidah 51.

Betapa dahsyatnta demo, pembaca bisa lihat dari keterangan foto-foto autentik dalam blog ini.

Penulis sebagai seorang Muslim, mengagumi dengan mengucapkan MashaAllah terhadap kekuatan Ayat Suci Al-Maidah 51. Betapa Allah wa jalla menunjukkan bahwa ayat Al-Maidah itu adalah firmanNya…pencipta dan pemilik alam semesta . Semua kandungan Al-Quran itu adalah pedoman hidup hidup ummat manusia, yang diturunkan melalui utusanNya Nabi Muhammad sallahu alaihi wa sallam sebagai nabi terakhir.

QS: Al Maidah 51.

     

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani    menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

QS: Al Maidah 52.




Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.


Para guru agama Islam, para ustadz, kiyai, ulama, memberi tuntunan kepada ummatnya, bila ada pemilihan pemimpin, agar selalu berpedoman kepada surat Al-Maidah 51. Harus dipatuhi karena ayat ini adalah perintah Allah azza wa jalla, pencipta dan pemilik alam semesta.

Bila ada sebagian ummat Muslim yang tdak mematuhi ayat ini dengan barbagai argumentasi yang mengatakan kurang   tepat untuk Negara Pancasila, maka mereka akan mendapat konsekuensi pada ayat 52….mereka termasuk golongan munafikun. Al-Maidah 51 tidak dapat dipisahkan dengan Al-Maidah 52, begitu seterusnya berkaitan dengan 53,54…s/d 58.

Kalau penilaian negative tentang Al-Maidah 51 itu datang dari non-muslim ini dapat dimengerti, karena mereka tidak paham akidah Islam. Tapi yang sangat menyedihkan kalau penilaian datang sebagian Muslim.

Perintah itu sebenarnya jelas dan sederhana tapi sangat mendasar…. Kalau Muslim patuh dan melaksanakan saja, siapa pemimpin yang terpilih sebagai Pemenang Pemilu, itu adalah Takdir Allah. 
Seperti yang terjadi di Negara minoritas Muslim, jelas pemenangnya adalah non-muslim.

Pada waktu saya menulis artikel ini, hasil dari Aksi besar-besaran Membela Agama Islam yang menuntut tegakkan keadilan belum final. Namun bisa dirasakan bahwa hikmah dari ucapan ayat suci Al-Maidah 51 yang keluar dari mulut Ahok yang non-muslim itu, telah membuat ummat Muslim semakin introspeksi diri…yang menganggap remeh Firman Allah azza wa jalla, dengan sengaja membuat penafsiran yang keliru atau bahkan mengatakan tidah relevan dll, demi mengikuti nafsu dunianya…. sadarlah Saudaraku!!!

Kita dapat memetik hikmah yang sangat berharga:
Ummat Islam Indonesia menjadi bersatu, teraktualisasi dalam pelaksanaan demo. Semua elemen Muslim melebur menjadi satu kekuatan yang dahsyat….Alhamdulillah.

Di bawah ini adalah foto-foto yang berbicara:



  

Situasi di Masjid Istiqlal persiapan untuk demo, sementara perwakilan mereka pergi ke Istana Merdeka untuk bisa diteriam berdialog tuntutan suara hati pendemo dan negosiasi. Ternyata presiden lebih memilih pergi ke Bandara Soekarno Hatta dalam tugas kerja. Yang bisa menerima mereka adalah Wapres Jusuf Kalla.

Ketidak hadiran presiden Jokowi di Istana telah membuat pendemo kecewa berat, sehingga mereka tetap bertahan dan menunggu di depan Istana. Inilah penyebab utama terjadinya kericuhan menjelang akhir  waktu berdemo.

Sampai di sini penulis merekam tenaga Al-Maidah 51. Saya hanya mencoba merekam tenaga dahsyat yang saya lihat dan rasakan. Kekuatan yang sebenarnya adalah hak Allah semata.

Wallahu a’lam bishawab.

Bersambung…..

Baca juga:





<meta NAME=”Description” CONTENT=” بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم sobat-sobat semua, السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِوَبَرَكَاتُهُ. Muslim yg taat memilih pemimpinya mengikuti perintah surah Al-Maidah 51, bermakna ia terlepas dari dosa ancaman Al-Maidah 52. Muslim yg TIDAK TAAT kepada Al Maidah 51, mereka termasuk munafik sesuai dg yang tersirat dalam Al-Maidah 52. Al-Maidah 1 dan 2 tidak dapat dipisahkan, bahkan terkait terus sampai ayat 58. Tentang siapa pemimpin yg menang itu adalah Takdir Allah. ”> <title> <head> <meta NAME=”keywords” CONTENTS=” Al Maidah 51,Artikel ”<head> <meta name =”robot” content=”index”> <meta name=”robot” content=follow”